PEREMPUANINI.COM, THE WEDDING - Cinta anda mulai pudar terhadap pasangan? Sepertinya tidak ada
lagi kisah romantis seperti saat bulan madu dulu? Apakah ini berarti
komitmen pernikahan perlu dipertanyakan?
Simak dulu pendapat Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship educator and coach,
dia mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan
perkawinan. Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang
bisa diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap
berikut memang tidak terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan
batas waktu yang pasti. Bisa jadi antara pasangan suami-istri, yang
satu dengan yang lain, memiliki waktu berbeda saat menghadapi dan
melalui tahapannya. Namun anda dan pasangan dapat saling merasakannya.
Tahap pertama : Romantic Love.
Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang
menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan
pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam
situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress.
Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling
menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha
menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari
pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan
stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain,
mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai
dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa
membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi
terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini
memilih berpisah dengan pasangannya
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness.
Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap
ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan
ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan
pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap
ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga
kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan
konsultasi perkawinan.
Tahap keempat: Transformation.
Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di
hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang
tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah
pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi
perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling
menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan
kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima: Real Love. “Anda
berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman,
kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis
ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri
seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain.
Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai
realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan
pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real
love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda
berdua,” ingat Dawn.
Lebih lanjut Dawn menyarankan pula, “Jangan
hancurkan hubungan pernikahan Anda dan pasangan hanya karena merasa tak
sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu sabar menjalani
dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini. Jadikanlah
kelanggengan pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah berharga bagi
diri sendiri, pasangan, dan juga anak. (Ayahbunda.com)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment